(Wawancara dengan Ibu Irza tanggal 1 Desember 2023)
Pupuk dan petani dua elemen tak terpisahkan. Pupuk membantu petani untuk menyuburkan tanah dan memperbaiki kualitas tanaman. Tanpa pupuk maka tanaman petani hasilnya tidak optimal sehingga berpengaruh pada kesejahteraan petani.
Sayangnya pupuk sering kali sulit didapatkan petani, “Jika pun ada, jumlahnya terbatas, harganya juga cukup mahal bagi kami petani kecil”, kata Ibu Irza. Beliau adalah petani kecil yang tinggal di Desa Sungai Penoban, Kabupaten Tanjung Barat, Provinsi Jambi. Ibu Irza anggota Kelompok Perempuan Pengelola Pembibitan (KP3) Al Ikhlas Berkah. Sebuah kelompok perempuan yang berinisiatif membuat tempat pembibitan kemiri dan kopi, juga sayuran. Selain itu, Ibu Irza juga mempunyai lahan yang ditanami bibit sayuran dan buah-buahan.
Ibu Irza, anggota KP3 Al Ikhlas Berkah
“Pada bulan Agustus 2022, kami mengikuti pelatihan pembuatan pupuk organik dan bio-jus, yang dilaksanakan oleh Yayasan Setara, Wild Asia, Yayasan CAPPA, dan Fortasbi. Bahan membuatnya mudah didapatkan, cara membuatnya sederhana, yang penting sabar dan tekun untuk membuka tutup botol serta mengocoknya”, jelas Ibu Irza, “Bagi saya pelatihan ini, selain memberikan pengetahuan pembuatan pupuk organik, juga menumbuhkan motivasi untuk membuat pupuk sendiri untuk mengatasi sulitnya mendapatkan pupuk bagi kami”.
Bahan utama pembuatan bio-jus adalah sisa-sisa buah-buahan atau sayur, bahkan juga buah yang sudah busuk. Ibu Irza setiap selesai hari pasar (di desa dikena hari pasar, yaitu hari dimana pasar tradisional ramai, biasanya satu kali dalam satu minggu), datang ke penjual buah, dia memungut sisa-sisa buah yang sudah tidak terpakai, membawanya pulang. Ketika ditanya, apakah Ibu tidak malu melakukannya?, dengan tegas Ibu Irza menyatakan tidak, kenapa harus malu?, daripada jadi sampah tak berguna, berbau dan kotor, dan dia meyakini apa yang dilakukannya baik untuk semua orang dan lingkungan hidup. “Hanya satu kesulitan saya, mencari botol plastik bekas, jarang saya temukan. Kalau tersedia banyak, saya bisa buat bio-jus lebih banyak”.
Setelah mengikuti pelatihan pembuatan bio-jus, Ibu Irza membuat 6 botol bio-jus. Semuanya berhasil menjadi pupuk organik dan telah dipergunakan di tanaman sayur-sayuran, terutama cabai. “Hasilnya berbeda ketika tanaman diberikan pupuk kimia. Cabai ukurannya menjadi lebih besar, dan tahan lama, tidak mudah busuk”, jelas Bu Irza, “Membuat bio-jus dan menggunakannya pada tanaman, berpengaruh pada pengeluaran kami, sekarang tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk beli pupuk. Bahkan ada tetangga kami yang ingin membeli bio-jus saat mereka melihat hasil tanaman kami, cuma kami bingung berapa harganya jika kami jual, sehingga saat sekarang kami hanya memberikan pelajaran bagaimana cara pembuatannya”. Saat sekarang, sejak awal Desember 2022, Ibu Irza kembali membuat bio-jus, sudah ada 13 botol dibuat, dan sekitar 5 bulan kedepan kembali akan dipergunakan pada tanaman.
Bio-jus tahap kedua yang dibuat Ibu Irza
Ibu Irza berharap semakin banyak petani kecil membuat dan mempergunakan pupuk organik, karena bahan bakunya mudah bahkan bermanfaat mengurangi sampah bagi lingkungan hidup, juga murah sehingga dapat menghemat pengeluaran. Tanaman yang diberikan pupuk organik juga hasilnya sangat bagus dan pasti sehat karena tidak mengandung zat kimia. Pupuk organik benar-benar menjadi sahabat petani kecil.
Discussion about this post