Yayasan CAPPA Keadilan Ekologi
  • BERANDA
  • PUBLIKASI
    • BERITA
    • KABAR KAMPUNG
    • REFERENSI
  • KEBIJAKAN
    • PERATURAN UNDANG-UNDANG
    • PERATURAN PEMERINTAH
    • PERATURAN MENTERI
    • PERATURAN DAERAH
    • PERATURAN GUBERNUR
    • PERATURAN BUPATI
  • GALERI
  • TENTANG KAMI
    • SEJARAH
    • VISI & MISI
    • NILAI-NILAI CAPPA
    • MOTTO
    • PENCAPAIAN
  • STRUKTUR ORGANISASI
  • TIM KAMI
No Result
View All Result
Yayasan CAPPA Keadilan Ekologi
  • BERANDA
  • PUBLIKASI
    • BERITA
    • KABAR KAMPUNG
    • REFERENSI
  • KEBIJAKAN
    • PERATURAN UNDANG-UNDANG
    • PERATURAN PEMERINTAH
    • PERATURAN MENTERI
    • PERATURAN DAERAH
    • PERATURAN GUBERNUR
    • PERATURAN BUPATI
  • GALERI
  • TENTANG KAMI
    • SEJARAH
    • VISI & MISI
    • NILAI-NILAI CAPPA
    • MOTTO
    • PENCAPAIAN
  • STRUKTUR ORGANISASI
  • TIM KAMI
Yayasan CAPPA Keadilan Ekologi
No Result
View All Result
Home HEADLINE

Generasi Harapan Ogoalas

Oleh: Herdiyansyah

15/04/2021
in HEADLINE, KABAR KAMPUNG, REFERENSI
A A
0
ShareTweetSendScan

Terik matahari yang menyilaukan itu kadang terhalangi dedaunan pohon rimbun desa. Dia sedikit malu seperti malu-malu kucing untuk menampakkan keberadaannya. Riuh suara sungai juga begitu besar sehingga ketika orang-orang berbicara harus agak sedikit meninggikan suaranya, haaa… Iyaa….ohhh…siap pak… Begitu kiranya suara samar yang terdengar ditengah keramaian. Sedikit masuk kedalam untuk melihat aktivitas masyarakat, ada orang tua yang berjalan sambil menggendong ayam miliknya, dipeluknya erat ayam itu, seakan mengisyaratkan bahwa itu adalah harta terbaiknya saat ini, dimasukkannya ayam itu ditengah ketiaknya karena dia ingin menjaganya sepenuh hati.

Sebagian juga ada yang berjalan berkelompok, si ibu menggendong bayi imutnya, si bapak dan kakak membawa burung, si adik mengikuti bapak ibunya dengan tergepoh-gopoh. Sama seperti matahari di siang itu, senyum mereka seakan malu-malu kucing untuk diekspresikan, Seperti itu potret kondisi masyarakat Desa Ogoalas Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah.

Digedung kecil yang luasnya sekitar 10×10 meter persegi, Kantor 3 pilar masyarakat lokal menyebutnya. Berkumpul masyarakat desa yang ingin datang dalam pertemuan Pelatihan Pemetaan Partisipatif. Sebenarnya mereka datang dengan spontan, diundang melalui lisan. Sebagian yang datang adalah para bapak-bapak yang kekar badannya, keringat yang masih segar menandakan bahwa dia telah menempuh jarak yang jauh untuk datang ditempat itu. Anak-anak muda hadir dengan setelan batik juga ikut berpartisipasi. Tidak kalah dari semua, ibu-ibu yang datang dengan sarung yang diikatkan lehernya, didalamnya ada bayi mereka yang masih kecil.

Acara dibuka oleh Kepala Desa Ogoalas, Bapak Rais biasa masyarakat memanggilnya. Dia memberikan sambutan dengan menggunakan bahasa laudje, tim dari Yayasan Cappa Keadilan Ekologi yang hari itu menjadi fasilitator mangguk-mangguk seakan mengerti perkataan Bapak kepala Desa, mereka tersenyum kepada para hadirin. Hadirin pun tersenyum dengan mereka. Sekitar 10 menit pak kades berbicara, ditengah pembicaraannya pak kades menengok kepada tim fasilitator kemudian mengatakan “saya berharap mereka bisa mengerti untuk hal pemetaan nantinya”. Suaranya bercampur suara air sungai yang mengalir. Tim yang hadir mengangguk lagi dan berkata “siap pak”.

Kegiatan sepenuhnya diserahkan kepada tim fasilitator. Onna Samada sebagai Comunity capacity building memperkenalkan diri kembali walaupun sudah pernah bertemu sebelumnya, bahwa pemetaan merupakan salah satu rangkaian kegiatan kita dalam mengusulkan Program Perhutanan Sosial dengan skema Hutan Desa. “Hari ini kita akan melakukan pelatihan penggunaan GPS, yang akan dipakai dalam pemetaan” kata Onna. Selanjutnya onna memberikan fasilitasi pelatihan pemetaan kepada Herdiansyah.

Penjelasan tentang pemetaan partisipatif dijelaskan secara sederhana oleh Herdiansyah, tidak formal agar mudah dipahami. Prinsip-prinsip pemetaan partisipatif adalah hal yang pertama dijelaskan. Masyarakat yang tinggal di gunung-gunung tinombo secara umum adalah masyarakat yang jauh dari hiruk pikuk moderenisasi, bahkan sebagian belum fasih dalam menggunakan bahasa Indonesia. Mereka adalah mutiara suku laudje, bahasa sehari-hari mereka adalah bahasa laudje. Akses yang cukup jauh dari perkotaan menyebabkan transformasi informasi lambat mereka terima. Kesabaran adalah kunci kehidupan mereka, siapapun yang datang berkunjung ke Ogoalas akan merasa seperti itu.

 

Ditengah keterbatasan yang ada, hari itu tepat 11 maret 2021, 6 (enam) orang pemuda ogoalas dilatih untuk mengoperasikan GPS. Dorongan yang kuat untuk belajar adalah motivasi mereka dalam menekuni materi. Tidak banyak yang diberikan hari itu, hanya sebatas mengambil titik koordinat. Pembelajaran memang harus sedikit demi sedikit, karena jika banyak hal itu seperti memasukkan segenggam kelereng kedalam botol secara bersamaan. Meraka yang ikut sangat bersemangat, karena mereka yakin mereka akan menjadi generasi harapan untuk desa ogoalas kedepannya. Mengambil peran dalam program Perhutanan Sosial demi kepentingan Masyarakat Ogoalas yang hidup disekitar kawasan hutan

Discussion about this post

No Result
View All Result

Recent Posts

  • Belajar Menganyam Tikar Rumbai SAD (Suku Anak Dalam) Batin 9
  • Serah Terima Bantuan Alat Penggiling Kelapa Kepada KUPS Niu Kencana
  • Koordinasi Yayasan CAPPA Keadilan Ekologi dengan BPSKL Sulawesi Seksi II
  • Jejak Perhutanan Sosial dan Pembelajaran Berkesan 5 LPHD
  • Merespon Ketakutan dan Kenyamanan

Recent Comments

    Archives

    • September 2023
    • August 2023
    • July 2023
    • June 2023
    • April 2023
    • February 2023
    • January 2023
    • June 2022
    • April 2022
    • March 2022
    • February 2022
    • December 2021
    • November 2021
    • October 2021
    • September 2021
    • July 2021
    • June 2021
    • May 2021
    • April 2021
    • March 2021
    • February 2021
    • January 2021
    • December 2020
    • November 2020
    • October 2020
    • September 2020
    • July 2020
    • June 2020
    • March 2020
    • February 2020
    • January 2020
    • December 2019
    • October 2019
    • September 2019
    • August 2019
    • July 2019
    • May 2019
    • March 2019
    • November 2018
    • September 2018
    • August 2018
    • May 2018
    • March 2018
    • December 2017
    • September 2017
    • May 2017
    • March 2017
    • February 2017
    • March 2016
    • December 2015
    • December 2014
    • July 2014
    • March 2014
    • December 2013
    • December 2011
    • March 2009
    • March 1999
    • March 201

    Categories

    • BERITA
    • FOTO
    • HEADLINE
    • INFOGRAFIS
    • KABAR KAMPUNG
    • PERATURAN MENTERI
    • PERATURAN PEMERINTAH
    • PERATURAN UNDANG-UNDANG
    • PUBLIKASI
    • REFERENSI
    • VIDEO

    Meta

    • Log in
    • Entries feed
    • Comments feed
    • WordPress.org

    ©2020 Yayasan CAPPA Keadilan Ekologi - Komplek Puri Cemara Indah 1 B1/04 RT 32 RW 04, Kelurahan Selamat Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi. Kode Pos 36125.

    No Result
    View All Result
    • BERANDA
    • PUBLIKASI
      • BERITA
      • KABAR KAMPUNG
      • REFERENSI
    • KEBIJAKAN
      • PERATURAN UNDANG-UNDANG
      • PERATURAN PEMERINTAH
      • PERATURAN MENTERI
      • PERATURAN DAERAH
      • PERATURAN GUBERNUR
      • PERATURAN BUPATI
    • GALERI
    • TENTANG KAMI
      • SEJARAH
      • VISI & MISI
      • NILAI-NILAI CAPPA
      • MOTTO
      • PENCAPAIAN
    • STRUKTUR ORGANISASI
    • TIM KAMI

    ©2020 Yayasan CAPPA Keadilan Ekologi - Komplek Puri Cemara Indah 1 B1/04 RT 32 RW 04, Kelurahan Selamat Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi. Kode Pos 36125.

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In

    Muhammad Zuhdi

    Pria kelahiran Bungo 06 November 1977 ini sudah aktif di dunia NGO sejak tahun 1996 sebagai aktivis Serikat Buruh Seluruh Indonesia Provinsi Jambi. Tahun 2000 mulai bergabung dengan Walhi Jambi sebagai Community Organizer. Pada tahun 2004-2006 menjadi Direktur Yayasan Keadilan Rakyat. Keaktifanya di dunia advokasi sosial dan lingkungan membawa pria yang akrab di sapa Cik Edi ini menjadi Sekretaris Forum Komunikasi Daerah yang merupakan forum multipihak dalam pengelolaan hutan pada Lembaga Ekolabel Indonesia, Tahun 2017 hingga 2019 tercatat sebagai koordinator Divisi IV penyelesaian Konflik Pokja PPS Provinsi Jambi, Tahun 2020 kembali terpilih menjadi salah satu sekretaris di Pokja PPS Provinsi Jambi. Ditetapkan sebagai Wakil Ketua di Sekretariat Bersama Pengelolaan Sumberdaya Hutan Provinsi Jambi Periode 2020-2023. Saat ini juga tercatat sebagai anggota Sawit Watch, di Yayasan CAPPA dipercaya sebagai Direktur.


    Here can be your custom HTML or Shortcode

    This will close in 20 seconds

    Add New Playlist