Terik matahari yang menyilaukan itu kadang terhalangi dedaunan pohon rimbun desa. Dia sedikit malu seperti malu-malu kucing untuk menampakkan keberadaannya. Riuh suara sungai juga begitu besar sehingga ketika orang-orang berbicara harus agak sedikit meninggikan suaranya, haaa… Iyaa….ohhh…siap pak… Begitu kiranya suara samar yang terdengar ditengah keramaian. Sedikit masuk kedalam untuk melihat aktivitas masyarakat, ada orang tua yang berjalan sambil menggendong ayam miliknya, dipeluknya erat ayam itu, seakan mengisyaratkan bahwa itu adalah harta terbaiknya saat ini, dimasukkannya ayam itu ditengah ketiaknya karena dia ingin menjaganya sepenuh hati.
Sebagian juga ada yang berjalan berkelompok, si ibu menggendong bayi imutnya, si bapak dan kakak membawa burung, si adik mengikuti bapak ibunya dengan tergepoh-gopoh. Sama seperti matahari di siang itu, senyum mereka seakan malu-malu kucing untuk diekspresikan, Seperti itu potret kondisi masyarakat Desa Ogoalas Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah.
Digedung kecil yang luasnya sekitar 10×10 meter persegi, Kantor 3 pilar masyarakat lokal menyebutnya. Berkumpul masyarakat desa yang ingin datang dalam pertemuan Pelatihan Pemetaan Partisipatif. Sebenarnya mereka datang dengan spontan, diundang melalui lisan. Sebagian yang datang adalah para bapak-bapak yang kekar badannya, keringat yang masih segar menandakan bahwa dia telah menempuh jarak yang jauh untuk datang ditempat itu. Anak-anak muda hadir dengan setelan batik juga ikut berpartisipasi. Tidak kalah dari semua, ibu-ibu yang datang dengan sarung yang diikatkan lehernya, didalamnya ada bayi mereka yang masih kecil.
Acara dibuka oleh Kepala Desa Ogoalas, Bapak Rais biasa masyarakat memanggilnya. Dia memberikan sambutan dengan menggunakan bahasa laudje, tim dari Yayasan Cappa Keadilan Ekologi yang hari itu menjadi fasilitator mangguk-mangguk seakan mengerti perkataan Bapak kepala Desa, mereka tersenyum kepada para hadirin. Hadirin pun tersenyum dengan mereka. Sekitar 10 menit pak kades berbicara, ditengah pembicaraannya pak kades menengok kepada tim fasilitator kemudian mengatakan “saya berharap mereka bisa mengerti untuk hal pemetaan nantinya”. Suaranya bercampur suara air sungai yang mengalir. Tim yang hadir mengangguk lagi dan berkata “siap pak”.
Kegiatan sepenuhnya diserahkan kepada tim fasilitator. Onna Samada sebagai Comunity capacity building memperkenalkan diri kembali walaupun sudah pernah bertemu sebelumnya, bahwa pemetaan merupakan salah satu rangkaian kegiatan kita dalam mengusulkan Program Perhutanan Sosial dengan skema Hutan Desa. “Hari ini kita akan melakukan pelatihan penggunaan GPS, yang akan dipakai dalam pemetaan” kata Onna. Selanjutnya onna memberikan fasilitasi pelatihan pemetaan kepada Herdiansyah.
Penjelasan tentang pemetaan partisipatif dijelaskan secara sederhana oleh Herdiansyah, tidak formal agar mudah dipahami. Prinsip-prinsip pemetaan partisipatif adalah hal yang pertama dijelaskan. Masyarakat yang tinggal di gunung-gunung tinombo secara umum adalah masyarakat yang jauh dari hiruk pikuk moderenisasi, bahkan sebagian belum fasih dalam menggunakan bahasa Indonesia. Mereka adalah mutiara suku laudje, bahasa sehari-hari mereka adalah bahasa laudje. Akses yang cukup jauh dari perkotaan menyebabkan transformasi informasi lambat mereka terima. Kesabaran adalah kunci kehidupan mereka, siapapun yang datang berkunjung ke Ogoalas akan merasa seperti itu.
Ditengah keterbatasan yang ada, hari itu tepat 11 maret 2021, 6 (enam) orang pemuda ogoalas dilatih untuk mengoperasikan GPS. Dorongan yang kuat untuk belajar adalah motivasi mereka dalam menekuni materi. Tidak banyak yang diberikan hari itu, hanya sebatas mengambil titik koordinat. Pembelajaran memang harus sedikit demi sedikit, karena jika banyak hal itu seperti memasukkan segenggam kelereng kedalam botol secara bersamaan. Meraka yang ikut sangat bersemangat, karena mereka yakin mereka akan menjadi generasi harapan untuk desa ogoalas kedepannya. Mengambil peran dalam program Perhutanan Sosial demi kepentingan Masyarakat Ogoalas yang hidup disekitar kawasan hutan
Discussion about this post