Penulis: Arridho Hakim
Sialang bagi masyarakat diperkampungan di Provinsi Jambi mungkin sudah tidak asing. Jenis pohon dengan batang besar dan memiliki banyak cabang ini adalah tempat yang paling nyaman bagi lebah hutan untuk membangun sarang yang menghasilkan madu berkualitas dan memiliki banyak khasiat, selain itu juga menjadi sumber ekomoni masyarakat, salah satunya adalah SAD Telisak Dusun Trans 3 Sepintun sampai dengan saat ini masih mengandalkan madu sialang sebagai sumber pendapatan.
Tapi apakah pohon itu masih ada? dan bagaimana mempertahankannya, agar silebah terus ada dan madu yang dihasilkan bisa terus dikonsumsi oleh banyak orang.
Oleh karena itu Yayasan CAPPA Keadilan Ekologi bersama dengan SAD Batin 9 Telisak berinisiatif melakukan identifikasi keberadaan pohon sialang melalui pemetaan partisipatif untuk menemukan titik sebaran pohon sialang sebagai upaya memastikan keberlangsungan dan keberlanjutan madu yang dihasilkan dari lebah-lebah yang membangun istana dipohon tersebut.
Pak Daud salah satu masyarakat di Dusun Trans 3 Sepintun mengungkapkan antusiasmenya berpartisipasi dalam kegiatan ini.. saya senang sekali CAPPA mau membantu kami dalam pemetaan pohon sialang ini. Karena bagi kami Pohon sialang adalah aset berharga yang turun temurun terus kami jaga. Sembari menjelas jenis-jenis pohon yang ada di sekitar.
Dari pemetaaan ini kami jadi tahu berapa banyak jumlah pohon sialang yang ada, dengan begitu kami bisa lebih ekstra melindungi dan menjaga pohon sialang agar terus menghasilkan madu yang berkualitas. Lanjutnya.
Kegiatan pemetaan yang melibatkan masyarakat adalah survei lapangan untuk mengidentifikasi dan memetakan lokasi pohon sialang yang potensial, selain itu kegiatan ini sebagai upaya pemantauan varietas tanaman yang menjadi sumber pakan lebah tetap terjaga. Melalui kegiatan ini kita ingin memperkuat kesadaran masyarakat untuk menjaga dan mempertahankan keberlanjutan produksi madu Telisak SAD Batin 9 dan menghidupkan pengetahuan lokal dan membangun kerja kolektif tentang pentingnya pelestarian pohon sialang dan lingkungan sekitarnya.
Kolaborasi antara CAPPA dan masyarakat juga merupakan proses pertukaran pengetahuan dan pengalaman yang saling menguntungkan. Masyarakat bisa mempelajari teknik pemetaan dan konservasi alam, sementara pendamping dapat memahami lebih baik tentang kearifan lokal dan pengetahuan tradisional yang dimiliki oleh masyarakat setempat.
Discussion about this post