Langit kota palu sedang ceria pagi itu, dia tersenyum dan memberikan sapaan dengan sinarnya. Kumbang-kumbang saling menyahut, sepertinya mereka sedang tertawa melihat kami yang kelelahan. Pak mayon ketua LPHD Beringin Fajar dan pak Harun anggota LPHD bercerita bahwa mereka tidak bisa tidur semalam, terus saya bertanya “kenapa tidak bisa tidur ?”
Mereka menjawab sepertinya karena mengingat jumlah bibit yang akan diangkut 10.000 bibit. Hahaha (suara tawa yang lain)
Pada bulan Februari 2022, 5 Kelompok Perhutanan Sosial (KPS) yang menjadi dampingan Yayasan CAPPA Keadilan Ekologi memasukkan proposal permohonan bibit kopi ke BPDAS HL PALU POSO. Permohonan ini merupakan salah satu strategi KPS untuk memperkaya lahan mereka yang telah dibebani persetujuan Perhutanan Sosial dalam bentuk HPHD.
Permohonan ini juga diharap bisa menjadi salah satu keuntungan bagi pemegang persetujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat 3-4 tahun kedepan.
Rasa syukur yang diucapkan ketika mendengar permohonan bibit disetujui oleh pihak BPDAS HL PALU POSO. pada hari Minggu 27 Maret 2022 perwakilan KPS bersiap menuju ke kota Palu dengan management waktu yang telah disusun yaitu hari Minggu teman-teman KPS berangkat ke Kota Palu dan sampai disana pada malam hari, lalu pada Senin pagi pengangkutan dilaksanakan karena hari kantor, pengangkutan dilakukan selama 1 hari (pagi-sore) karena banyaknya jumlah bibit.
Berangkatlah 7 orang perwakilan 5 KPS bersama 3 orang pendamping lapangan Yayasan CAPPA Keadilan Ekologi sesuai rencana di persemaian BPDAS HL PALU POSO yang berlokasi di Universitas Tadulako. Pengangkutan dimulai dengan semangat.
Sembari melakukan pengangkutan dari persemaian ke bak mobil, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil sambil bertanya, Bu.. bu.. Bu Onna (panggil penjaga persemaian) ibu onna kan ? Saya Karim yang sering ketemu ibu dipertemuan. Katanya.
Oh iya pak Karim, maaf tadi tidak mengenali bapak. Sudah lama juga yah kita tidak ketemu, jawab Bu Onna.
Saya juga ketemu sama guruku waktu SMP Bu.
Siapa ? tanya Bu Onna
Itu pak Harun (anggota LPHD Beringin Fajar)
Wahh ternyata dunia ini sempit yah.
Pak mayon kemudian datang lalu berkata kepada Karim “beliau memang dulu guru, tapi skrng so mulai *sambil mengangkat jari telunjuknya ke kening lalu menggoyangkannya*
Kami semua tertawa ditengah keringat yang membasahi pakaian.
Langit sore telah terlihat di ufuk barat kota palu, 10.000 bibit telah selesai diangkut. Saatnya bergegas untuk kembali ke kampung. Pulang dengan tujuan mulia, membawa bibit kopi untuk masyarakat di kampung. Tanpa kepentingan apapun, semuanya ikhlas untuk kemajuan bersama.
Karena kami yakin, sesuatu yang dimulai dengan yang baik akan berakhir dengan baik.
Discussion about this post