Palu, 14 Januari 2025 – Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako (Untad) memperluas jangkauan kerjasamanya dengan Yayasan CAPPA Keadilan Ekologi. Dalam diskusi yang berlangsung, Dekan Fakultas Kehutanan Untad, Prof. Dr. Ir. Golar, S.Hut., M.Si., bersama Dr. Abdul Rosyid dari Program Studi Kehutanan Untad, bertemu dengan perwakilan Yayasan CAPPA untuk membahas peluang kolaborasi strategis.
Pada pertemuan tersebut, kedua pihak sepakat menjalin kerjasama di berbagai program pendidikan, penelitian, dan pemberdayaan masyarakat. Beberapa program utama yang akan dikembangkan bersama mencakup Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), program magang reguler, Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik, serta program bina desa. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan sinergi yang kuat antara dunia akademik dan masyarakat.
Dukungan Fakultas Kehutanan Untad
“Pada dasarnya, kami sangat mendukung apa yang didiskusikan hari ini,” ujar Prof. Golar. “Kehadiran CAPPA dengan fokus pada pendampingan kelompok Perhutanan Sosial sangat sejalan dengan visi kami. Kami berharap kerjasama ini dapat memberikan manfaat signifikan bagi pengembangan sumber daya manusia di bidang kehutanan.”
Dalam diskusi tersebut, kedua pihak juga menyoroti pentingnya pengembangan penelitian bersama. Penelitian sosial budaya, konservasi, dan budidaya tanaman menjadi fokus utama. Lokasi-lokasi yang dikelola oleh CAPPA dinilai memiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai laboratorium alam. Laboratorium ini akan mendukung studi biodiversitas dan teknologi hasil hutan, sekaligus memperkaya pengalaman mahasiswa di lapangan.
Kontribusi Yayasan CAPPA
Muhammad Zuhdi, Kepala Sekretariat Yayasan CAPPA didampingi oleh Herdiansyah sebagai penanggung jawab program Cappa di Sulteng, menyatakan komitmennya terhadap kolaborasi ini. “Kami ingin menjadikan lokasi-lokasi yang kami kelola sebagai pusat pembelajaran bagi mahasiswa. Dengan peluang ini, mahasiswa dapat melakukan penelitian langsung di lapangan dan memperoleh pengalaman berharga yang tak tergantikan,” ujarnya.
Selain itu, Yayasan CAPPA juga membuka peluang bagi komunitas yang mereka dampingi untuk terlibat dalam kegiatan kampus. Komunitas dapat berperan sebagai narasumber dalam perkuliahan atau pelatihan, sementara mahasiswa dapat berbagi pengetahuan akademik dengan masyarakat. Pendekatan ini diharapkan menciptakan pertukaran ilmu (peer knowledge) yang saling menguntungkan.
Untuk merealisasikan rencana ini, kedua pihak sepakat menyusun Perjanjian Kerjasama (PKS) dan Implementasi Aktivitas (IA). PKS akan mengatur ruang lingkup kerjasama secara umum, sementara IA akan memuat rincian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam periode tertentu. CAPPA juga diminta untuk mengirimkan profil lembaganya sebagai bahan penyusunan dokumen kerjasama.
Gagasan tambahan yang muncul dalam diskusi ini antara lain:
- Mahasiswa Untad dapat ditempatkan di lokasi dampingan CAPPA untuk program magang, KKN, atau penelitian lapangan.
- CAPPA dapat mendukung kegiatan kampus melalui studi kolaboratif tentang kearifan lokal, pengembangan ekopreneur kampung, atau menjadi pasar hasil hutan kelompok Perhutanan Sosial.
- Lokasi dampingan CAPPA berpotensi dijadikan basis data untuk studi keberlanjutan, termasuk penelitian biodiversitas dan teknologi hasil hutan.
Harapan Bersama
Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara dunia akademik dan masyarakat, terutama dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Dengan memanfaatkan keahlian kedua pihak, Universitas Tadulako dan Yayasan CAPPA Keadilan Ekologi optimis dapat memberikan kontribusi nyata bagi pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
“Kami berterima kasih atas sambutan yang sangat baik dari Fakultas Kehutanan Untad. Kami percaya, langkah ini adalah awal dari kerjasama yang bermanfaat bagi semua pihak,” tutup Muhammad Zuhdi.
Discussion about this post