Bogor, 5 – 8 Agustus 2025 – Dalam rangkaian Workshop Strategi Inovasi Ecopreneur Kampung yang digelar Yayasan CAPPA Keadilan Ekologi bersama Lokasoka di Ballroom STP IPB, Taman Kencana, Kota Bogor, enam Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) terpilih dari Jambi dan Sulawesi Tengah tidak hanya mendapatkan pendampingan teknis dan penyusunan Proposal Bisnis serta Peta Jalan, tetapi juga berkesempatan melakukan kunjungan lapangan ke pelaku usaha inspiratif.
Kunjungan pertama dilakukan ke Urban Bee Teuweul, usaha madu yang dikelola oleh Pak Jajang dan Pak Taufik. Para peserta mendengar langsung cerita perjalanan membangun bisnis lebah madu yang kini telah menghasilkan lebih dari 100 produk turunan berbahan baku madu. Inovasi, konsistensi, dan kemampuan mengembangkan nilai tambah dari hasil hutan menjadi pelajaran penting bagi KUPS untuk memaksimalkan potensi wilayahnya.

Selanjutnya, peserta mengunjungi Sangreat, sebuah usaha yang awalnya hanya dikelola Bu Fifin bersama suami dan dipasarkan dari mulut ke mulut. Melalui ketekunan, kreativitas, dan kemauan belajar, termasuk mengikuti kelas Shopee untuk memperluas pemasaran, usaha ini tumbuh pesat, memperkerjakan banyak orang, dan memiliki jaringan reseller yang luas.

Selain itu, rombongan juga melakukan kunjungan ke Direktorat Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial (PUPS) untuk mendapatkan pemahaman tentang kebijakan, dukungan, dan peluang pengembangan usaha di bawah skema Perhutanan Sosial. Pertemuan ini membuka wawasan peserta tentang pentingnya kolaborasi multipihak antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk menguatkan ekonomi berbasis hutan.

Rangkaian kegiatan ini menjadi momen pembelajaran berharga, di mana para KUPS tidak hanya mendapatkan strategi bisnis hijau di ruang workshop, tetapi juga melihat langsung praktik nyata pelaku usaha yang berhasil menggabungkan inovasi, kearifan lokal, dan keberlanjutan lingkungan.
Discussion about this post